Bagi
sebagian besar orang Kristen tentu cerita tentang 5 roti dan 2 ikan bukanlah
sebuah kisah yang asing. Jika anda pernah ikut dalam Sekolah Minggu tentu kisah
ini tak luput dari materi yang diajarkan oleh para Guru Sekolah Minggu. Bahkan
ada Guru yang punya ide kreatif untuk membawa roti tawar dan ikan untuk sekedar
simulasi supaya anak-anak tertarik untuk mendengarkan. Inti yang diajarkan dari
kisah tersebut adalah Tuhan Yesus berkuasa melakukan mujizat dan anak anak
diajarkan untuk lebih percaya dan berdoa kepada Tuhan. Kita yang dulu
anak-anak, duduk mendengarkan cerita, tetapi sekarang sudah beranjak menjadi
remaja bahkan dewasa. Apakah iya , kisah ini hanya mengajarkan hal yang
demikian saja. Mari kita sama-sama renungkan kembali kisah ini.
Silahkan dibuka dalam Yohanes
6:1-15.
Satu hal yang boleh
kita sama-sama renungkan. Ayat 9-10 "Di sini ada seorang anak, yang
mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk
orang sebanyak ini?". Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu
duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu,
kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Mari kita analisa :
Ada berapa banyak orang
di tempat tersebut ? kira kira ada 5000 orang, itupun yang terhitung hanya kepala
keluarganya saja, belum ditambah istri dan anak anak mereka. Jika ada 5000
orang bahkan lebih , apa iya ? hanya seorang anak kecil ini yang membawa 5 roti
dan 2 ikan ?. Logikanya ketika seseorang akan bepergian tentu mereka akan
membawa bekal, seperti yang dilakukan oleh anak kecil tersebut. Ya gk ?
Tetapi kenapa ketika
murid-murid mencari makanan, hanya ditemukan 5 roti dan 2 ikan milik anak kecil
tersebut ?
Jika kita baca di ayat
yang ke 7, murid Yesus mengatakan “Roti seharga 200 dinar tak akan cukup untuk
mereka semua, meski hanya sepotong kecil saja”.
Satu dinar adalah upah
sehari bekerja pada saat itu. Sehingga untuk membeli roti seharga 200 Dinar,
berarti membutuhkan 200 hari bekerja.
Inilah alasan kenapa
hanya ditemukan 5 roti dan 2 ikan. Karena semua orang berpikir bahwa bekal yang
mereka bawa, meskipun semua bekal diberikan
dan dikumpulkan kepada murid-murid Yesus, itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Itu tidak akan mencukupi kebutuhan mereka semua. Sehingga semua orang berpikir,
“Kalau saya berikan bekal saya, nanti
saya makan apa ? roti 200 dinar saja tidak cukup, apalagi bekal saya yang
sedikit ini”. Dan hanya seorang anak
kecil itu yang mau memberikan 5 roti dan 2 ikannya kepada Andreas (murid
Yesus).
Apa yang bisa kita ambil
dari kisah ini? Terkadang, kehidupan bergereja, keterlibatan kita di dalam
pelayanan, intinya hanya pada MAU ATAU TIDAKNYA KITA. Mau gk kita memberikan
yang ada didalam diri kita untuk kepentingan bersama. Sama seperti anak kecil
yang memberikan 5 roti dan 2 ikannya untuk kepentingan bersama 5000 orang. Atau
kita malah menjadi seperti 5000 orang yang hanya memikirkan diri sendiri,
padahal mereka semua sebelumnya sudah melihat mujizat yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus.
Jika kita lihat lagi,
didalam kehidupan bergereja dan pelayanan, hanya sedikit orang yang mau
terlibat, hanya sebagian kecil orang yang mau memberikan kemampuannya untuk
pelayanan di dalam Tuhan. Padahal ketika berbicara tentang kemampuan, antara
ANAK KECIL dengan 5000 ORANG, jauh lebih mampu yang 5000 orang. Kenapa saya
bisa katakan demikian ?.
Logikanya seperti ini,
5000 orang adalah orang orang dewasa atau bisa dikatakan laki-laki dewasa, nah
porsi makan antara laki-laki dewasa dengan anak kecil tentu sangatlah berbeda. Laki-laki
dewasa bisa sepiring penuh ketika makan, sedangkan anak kecil, sepiring tidak
penuh dan terkadang tidak habis. Jika anak kecil tsb membawa bekal 5 roti dan 2
ikan, tentu 5000 orang laki-laki dewasa itu bekalnya lebih dari 5 roti dan 2
ikan. Tetapi 5000 orang tsb tidak mau memberikan bekalnya untuk kepentingan
bersama, sedangkan anak kecil tsb mau memberikan 5 roti dan 2 ikannya. Sedikit tetapi
sangatlah berarti.
Mari kita lihat didalam
kehidupan kita, WAKTU sama sama punya waktu, TENAGA sama sama punya tenaga,
AKAL DAN PIKIRAN juga semua orang diberikan akal dan pikiran, tetapi tidak
semua orang menggunakannya untuk kepentingan bersama di dalam Tuhan. Kembali ke
pribadi kita masing-masing. Mau gk kita memberikan 5 roti dan 2 ikan yang kita
punyai untuk pelayanan di dalam Tuhan ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar